5 FAKTA PENTING TENTANG KAMERA DSLR & PENGGUNAANNYA DI DUNIA FILM


                                      

  1. Apa itu DSLR?
DSLR adalah kependekan dari “Digital Single Lens Reflex”
Yaitu kamera digital yang menggabungkan optik dan mekanisme dari kamera SLR dengan sensor digital imaging. Kamera ini menggantikan kamera model SLR yang berbasis film.

  1. Fitur-fitur Yang Umum Terdapat Pada DSLR
  • Mode Dial
Kamera DSLR, sama halnya dengan kebanyakan kamera digital lainnya, umumnya memiliki mode dial untuk mengakses pengaturan/setting kamera standar atau setting scene-mode otomatis. Kadang-kadang disebut “PASM” dial, karena mereka biasanya menyediakan program Minimum, Aperture-priority, Shutter-priority, dan mode Manual penuh. Mode scene-otomatis jarang terdapat dalam Kamera DSLR profesional, disebabkan jarang para profesional yang menggunakannya.
  • Sistem Reduksi Debu
Pada DSLR ditanamkan sistem untuk meminimalisir debu yang masuk, yaitu dengan menggunakan filter ‘dust cover’ yang terletak persis dibelakang mount lensa. Pabrikan Olympus bahkan menggunakan mekanisme pembersihan sensor built in sejak di DSLR mereka yang pertama, yang memiliki sensor yang langsung kontak dengan udara. Beberapa kamera DSLR Canon mewujudkan sistem pengurangan debu ini dengan cara membuat sensor dapat bergetar pada frekuensi ultrasonik untuk menghilangkan debu dari sensor tersebut.
  • Lensa Yang Dapat Dipertukarkan/Diganti-Ganti
Kemampuan untuk menggunakan bermacam lensa yang dapat diganti-ganti, untuk menggunakan lensa terbaik untuk kebutuhan fotografi saat ini, dan untuk memungkinkan penggunaan lensa khusus, adalah salah satu faktor kunci yang membuat kamera DSLR begitu populer – walaupun bukan cuma kamera DSLR yang memiliki fitur ini.
Produsen kamera membuat mount (dudukan) lensa yang unik ukurannya, yang disesuaikan hanya dengan lensa yang mereka produksi sendiri. Jadi lensa Canon hanya pas di kamera Canon dst.
Untungnya, ada pabrikan khusus lensa yang membuat lensa untuk semua merek kamera seperti Sigma, Tamron, Tokina & Vivitar. Juga ada beragam adaptor, yaitu alat penghubung antara lensa dengan kamera yang bukan “pasangannya.”
Sejak 2008, produsen telah menawarkan DSLR yang memiliki mode Movie yang mampu merekam video berkualitas high definition yang dikenal dengan HDSLR. DSLR pertama yang memiliki fitur ini, Nikon D90, meng-capture video pada 720p24 (resolusi 1280×720, pada 24 frame/second).
Perkembangan cepat dari kamera HDSLR telah memicu revolusi dalam pembuatan film digital, sehingga ungkapan “Shoot On DSLR” begitu populer di kalangan pembuat film independen.
  • Live Preview
Live preview adalah fitur yang memungkinkan tampilan layar kamera digital untuk digunakan sebagai viewfinder (jendela bidik). Ini memudahkan pengguna dalam mem-preview framing, depth of field, fokus dan hal-hal lainnya dari obyek, sebelum mengambil foto.
Live preview berguna dalam situasi di mana viewfinder eye-level kamera tidak dapat digunakan, seperti di fotografi bawah air di mana kamera terbungkus dalam wadah plastik tahan air.
  • Ukuran Sensor yang Besar & Kualitas Hasil Gambar Yang Lebih Baik
Sensor Image yang digunakan di DSLR tersedia dalam berbagai ukuran. Satu yang terbesar adalah yang digunakan dalam kamera “medium format”.
Resolusi sensor DSLR biasanya diukur dalam megapixel. Kamera yang lebih mahal dan kamera dengan sensor yang lebih besar cenderung memiliki peringkat megapiksel yang lebih tinggi. Namun peringkat megapiksel yang lebih besar tidak berarti kualitas yang lebih tinggi.
  • Kontrol Depth Of Field
Dalam optik, terutama yang berkaitan dengan film dan fotografi, depth of field (DOF), juga disebut rentang fokus/focus range atau rentang fokus efektif adalah jarak antara objek terdekat dan terjauh dalam sebuah adegan, yang terlihat tajam dalam foto.
  • Sudut Pengambilan Gambar Yang Lebih Luas
Sudut pandang lensa tergantung pada panjang fokus dan ukuran sensor gambar kamera; sensor yang lebih kecil dari format film 35 mm (36 × 24 mm frame) memberikan sudut pandang yang sempit untuk sebuah lensa dengan focal length-nya daripada kamera yang dilengkapi dengan sensor full-frame (35 mm). Pada 2015, hanya beberapa DSLR yang memiliki sensor full-frame (misalnya Canon EOS-1D X, EOS 5D Mark III, dsb.).

  1. Perkembangan Pesat DSLR
Pasar DSLR dunia dikuasai 5 perusahaan Jepang: Canon, Nikon, SonyOlympus, Pentax. Produsen besar lain adalah Mamiya, Sigma, Leica (Jerman), & Hasselblad (Swedish).
DSLR menawarkan berbagai jenis lensa ter-dedikasi dan peralatan fotografi lainnya. DSLR Mainstream (dalam full-frame atau format sensor gambar yang lebih kecil) diproduksi oleh Canon, Nikon, Pentax, dan Sigma. Pentax, Phase One, Hasselblad, Mamiya dan Leaf menghasilkan DSLR medium format yang mahal, dan high-end. Contax, Fujifilm, Kodak, Panasonic, Olympus, Samsung sebelumnya memproduksi DSLR, tapi sekarang telah berhenti.

 4. Model-Model Populer DSLR
Berikut 4 produsen terbesar DSLR berikut perkembangan produknya:
  • Line digital EOS Canon pada 2015 termasuk Canon EOS 1200D/Rebel T5100D/SL1750D/T6i760D/T6s60D,60Da70D7D Mark II6D5D Mark III1D X dan dua model terbaru yang full frame, 5Ds dan 5Ds R. Semua Canon DSLR dengan 3 & 4 digit nomor model, seperti 7D Mark II, memiliki sensor APS-C. Untuk 6D, seri 5D, & 1D X adalah full-frame. Untuk saat ini semua Canon DSLR menggunakan sensor CMOS.
  • Nikon memiliki lini produk DSLR yang luas, sebagian besar bersaing langsung dengan Canon, termasuk D3200D3300D5200,D5300D5500D7000D7100D7200 dan D300S dengan sensor APS-C, dan D610D750D810D4SD3X serta sensor full frame Df.
  • Leica memproduksi S2, DSLR medium format.
  • Sony mengembangkan DSLR menjadi kamera SLT (Single Lens Translucent). Bisa merekam sebanyak 12 frame gambar per detik. Serinya antara lain Alpha 58, the semipro Alpha 77 II, & full-frame profesional Alpha 99.

5. Perbandingan Antara DSLR & Kamera Digital Yang Lain
Perbedaan utama antara DSLR & kemara digital jenis lain adalah pada teknologi yang membuat gambar terekam didalamnya. Dengan teknologi Single Lens Reflex, gambar yang di-capturepada sensor kamera juga adalah gambar yang terlihat melalui view finder. DSLR meminimalisir ‘kesalah pengamatan’ terhadap posisi benda yang umum terjadi pada kamera-kamera low cost(parallax free).
Kamera DSLR seringkali memiliki image sensor yang jauh lebih besar dibanding kamera digital jenis lain sehingga menghasilkan kualitas gambar yang lebih baik, & noise yang lebih rendah yang bermanfaat dalam keadaan minim cahaya. Performa yang lebih cepat & responsif, sistem auto focus yang lebih cepat, serta frame rate yang lebih tinggi.
Adapun sensor yang dipakai di DSLR saat ini adalah :
APS-C (22.2 x 14.8 mm Canon dan 23.5-23.7 x 15.6 mm untuk merek lain)
& Full Frame (36 x 24 mm)
Selain itu seperti telah disebutkan diatas, DSLR memiliki mount yang bisa dipasangi beragam jenis lensa. Hal yang tidak didapati di kamera digital jenis lain, yang hanya memiliki lensa fixed saja.

Produksi Film Independen Menggunakan Kamera DSLR
Kehadiran kamera DSLR disambut sukacita oleh para penggiat videografi & film independen. Diantaranya adalah pembuat film pendek. Ada beberapa alasan sebagai penyebabnya, antara lain:
  1. Mampu Menghasilkan Gambar Dengan Kualitas Memuaskan
Dapat merekam video dengan kualitas HD (High Definition) adalah salah satu hal luar biasa yang membuat kamera DSLR begitu laris bak kacang goreng di seluruh dunia. Hal yang mudah ditengarai/kasat mata dari sebuah video berkualitas HD adalah tampilannya yang jernih dengan ukuran frame gambar yang memenuhi/hampir memenuhi layar TV atau PC (salah satu tipe video HD berukuran frame 1920×1080 pixel).
  1. Harga Terjangkau
Para indie filmmaker yang umumnya tidak memiliki dana yang cukup untuk membuat film sekelas studio besar, kini bisa menghasilkan film dengan tampilan yang berkualitas hampir seperti film, dengan biaya yang murah. Sebagai perbandingan, harga sewa kamera profesional RED adalah 6 jutaan, Sony Cine Alta 5 jutaan & kamera ARRI Alexa adalah 12 jutaan per hari di Jakarta. Sementara untuk menyewa kamera Canon 5D hanya 900an ribu..
Bahkan harga untuk beberapa kali menyewa kamera profesional seperti diatas, cukup untuk membeli 1 unit kamera DSLR.
Memang, ada harga ada kualitas. Tetapi kalau untuk menghasilkan film indie yang mayoritas untuk konsumsi festival atau televisi & bukan untuk diputar di bioskop (walaupun kini ada juga film layar lebar yang diproduksi dengan kamera DSLR), kamera DSLR sudah cukup. Apalagi bila untuk pembuatan video rumahan saja.
Khusus untuk produksi film layar lebar dengan kamera DSLR (ada beberapa judul disini yang mungkin anda kenal), tentu membutuhkan beragam perlengkapan tambahan yang dimaksimalkan untuk mencapai hasil yang mendekati hasil syuting dengan kamera cinema.
  1. Ukuran Yang Kecil
DSLR berukuran kecil dan kompak. Orang umumnya lebih nyaman ketika sedang difilmkan dengan DSLR daripada ketika siaran/akting dengan kamera besar mengarah ke wajah mereka. Lebih praktis & mudah untuk dibawa-bawa, serta tidak menarik perhatian bila syuting di tempat umum. Untuk hal terakhir ini, menjadi pertimbangan khusus para filmmaker indie yang hendak syuting di tempat-tempat yang memerlukan biaya perizinan untuk dilakukan syuting (jadi mereka melakukan candid :-P).
  1. Mudah & Murah Untuk Diedit
PC rumahan dengan RAM 4 GB (lebih besar lebih baik), plus software editing total seharga 10 jutaan sudah bisa digunakan untuk mengedit file video dari kamera DSLR.

Sobat pembaca, demikian secuplik wawasan mengenai kamera DSLR & perkembangannya dalam pembuatan film.
Terima kasih telah membaca, semoga bermanfaat, &..
Sampai jumpa di artikel berikutnya..

 Sumber : rumaheditor.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Sinkronisasi Audio & Video Dengan Pluraleyes

PENGGUNAAN SCRIBBLE ART PADA VIDEO